ROUGH GREEN OPAL
Menelisik di habitat alam aslinya, rough green opal ditemukan di dinding sungai yang berdekatan dengan tebing gunung. Bahan bongkahan yang ditemukan biasanya memiliki bentuk yang tidak beraturan. Berat rough batu green opal yang selama ini ditemukan antara 1,5 kg hingga 5 kg, dengan ciri-ciri fisik yaitu karakter warnanya sudah terlihat menghijau kristal, serta memiliki bintik-bintik berwarna hitam didalam badan bongkahan batu yang mempunyai sebuatan "Sutera Khayangan" asal kabupaten Blitar ini.
Bongkahan Batu Green Opal ini mempunyai kulit luar seperti karang karena permukaanya tidak rata, dengan tekstur yang berlubang seperti karang. Dengan kondisi bongkahan bahan yang seperti itu, memang tidak mudah untuk mendapatkan bahan dengan kualitas super. Apabila kita menjumpai bahan yang besar dengan daging yang tebal, dapat dipastikan akan mendapatkan ukuran yang cukup untuk dibuat ukuran size kolektor, akan tetapi sejauh ini belum pernah didapatkan bahan Batu Green Opal yang berukuran jumbo. Biasanya lostone jadi, dari bahan bayu berkisar antara 1.5 cm hingga 2 cm saja.
Fenomena luster sendiri biasanya didapatkan dari posisi kulit yang ada di bagian luar. Jika bahan yang sudah di potong dengan kontur bagian bawah tebal, jarang sekali mampu menghasilkan fenomena luster air. Yang istimewa dari batu ini adalah, batu trsebut mempunyai kulit kapur yang tipis, sehingga apabila sudah memiliki bahan batu dan coba membuatnya sudah bisa dipastika 85% hasilnya bagus, tinggal menentukan luster airnya agar dapat muncul atau tidak, tapi secara keseluruhan akan mendapatkan hasil yang bagus.
Dari berbagai macam bongkahan bahan Batu Green Opal, kita akan mendatkan perbandingan 50:50 jadi belum tentu semua bongkahan batu bisa terpakai. Kecuali apabila sang pengrajin mampu membaca serat batu dengan baik, maka fenomena luster akan didapat.
Perlu diketahui kalau batu Green Opal ini rawan akan efek panas, sehingga dalam proses pengerjaanya, sang pengrajin harus sangat berhati-hati dalam membentuk batu ini. Untuk mengurangi hawa panas yang bisa menyebabkan batu menjadi retak bahkan pecah, para pengrajin menggunakan media air dalam pengerjaan batu ini. Ini sangat wajar, karena Batu Green Opal hanya mempunyai kekerasan antara 5-6.5 pada skala mohs, dan juga sebagian besar adalah kandungan silika didalam badan batu.
Kini kabupaten Blitar tepatnya kecamatan Wates, menjadi pusat perhatian gemslover Blitar dan sekitarnya, dimana wilayah itu juga berdekatan dengan kabupaten Tulungangung yang merupakan pusat penghasil batu marmer terbesar di Indonesia. Munkin karena pesisir pantai selatan ini, dilalui deretan gunung kapur, sehingga dalam pemetaan setiap wilayah di pesisir selatan pulau Jawa ini mempunyai ketidaksamaan dalam menghasilkan batu-batu mulia Indonesia.
Dari perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada pesisir selatan kabupaten Pacitan, lalu menyambung ke kabupaten Trenggalek, lalu pesisir selatan kabupaten Tulungangung, dan pesisir kabupaten Blitar. Namun sejauh ini baru kabupaten Pacitan dan Kabupaten Blitar yang mampu menunjukan kekayaan bau mulianya di pasaran Nasional. Setelah itu munkin di masa yang akan datang, daerah-daerah lain di Jawa Timur akan menyusul untuk bisa memberikan potensi kekayaan alam berupa batu mulianya untuk Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment